http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/8/35114/Humor/Gus_Dur__Doi_Besar.html
http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/10/11093/Ubudiyyah/Membaca_Shalawat_untuk_Nabi.html
http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/1/35307/Warta/Di_Mesir__Partai_Sekuler_Kalah.html
http://iniaswaja.blogspot.com/
http://www.ikdar.com/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25
Jumat, 16 Desember 2011
tahlil
Apakah do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh itu
pahalanya akan sampai kepada orang mati? Dalam hal ini ada segolongan yang yang
berkata bahwa do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh tidak sampai
pahalanya kepada orang mati dengan alasan dalilnya, sebagai berikut:
وَاَنْ لَيْسَ لِلْلاِءنْسنِ اِلاَّ مَاسَعَى
“Dan tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dia
kerjakan”. (QS An-Najm 53: 39)
Juga hadits Nabi MUhammad SAW:
اِذَامَاتَ ابْنُ ادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ
اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْوَلَدٍ
صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
“Apakah
anak Adam mati, putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara;
shadaqoh jariyah, ilmu yang dimanfa’atkan, dan anak yang sholeh yang mendo’akan
dia.”
Mereka sepertinya, hanya secara letterlezk (harfiyah) memahami kedua dalil di atas, tanpa menghubungkan dengan dalil-dalil lain. Sehingga kesimpulan yang mereka ambil, do’a, bacaan Al-Qur’an, shadaqoh dan tahlil tidak berguna bagi orang mati. Pemahaman itu bertentangan dengan banyak ayat dan hadits Rasulullah SAW beberapa di antaranya :
Mereka sepertinya, hanya secara letterlezk (harfiyah) memahami kedua dalil di atas, tanpa menghubungkan dengan dalil-dalil lain. Sehingga kesimpulan yang mereka ambil, do’a, bacaan Al-Qur’an, shadaqoh dan tahlil tidak berguna bagi orang mati. Pemahaman itu bertentangan dengan banyak ayat dan hadits Rasulullah SAW beberapa di antaranya :
وَالَّذِيْنَ جَاءُوْامِنْ بَعْدِ هِمْ
يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَااغْفِرْلَنَا وَلاِءخْوَنِنَاالَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا
بِاْلاِءْيمن
“Dan
orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Yaa Tuhan kami, ampunilah kami
dan ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan beriman.”
(QS Al-Hasyr 59: 10)
Dalam hal ini hubungan orang mu’min dengan orang mu’min tidak putus dari Dunia sampai Akherat.
Dalam hal ini hubungan orang mu’min dengan orang mu’min tidak putus dari Dunia sampai Akherat.
وَاسْتَغْفِرْلِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنتِ
“Dan
mintalah engkau ampun (Muhammad) untuk dosamu dan dosa-dosa mu’min laki dan
perempuan.” (QS Muhammad 47: 19)
سَأَلَ رَجُلٌ النَّبِىَّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ اِنَّ اُمِى مَاتَتْ افَيَنْفَعُهَا اِنْ
تَصَدَّقْتَ عَنْهَا ؟ قَالَ نَعَمْ
“Bertanya
seorang laki-laki kepada Nabi SAW; Ya Rasulullah sesungguhnya ibu saya telah
mati, apakah berguna bagi saya, seandainya saua bersedekah untuknya? Rasulullah
menjawab; yaa berguna untuk ibumu.” (HR Abu Dawud).
Dan masih banyak pula dalil-dalil yang memperkuat bahwa orang mati masih mendapat manfa’at do’a perbuatan orang lain. Ayat ke 39 Surat An-Najm di atas juga dapat diambil maksud, bahwa secara umum yang menjadi hak seseorang adalah apa yang ia kerjakan, sehingga seseorang tidak menyandarkan kepada perbuatan orang, tetapi tidak berarti menghilangkan perbuatan seseorang untuk orang lain.
Di dalam Tafsir ath-Thobari jilid 9 juz 27 dijelaskan bahwa ayat tersebut diturunkan tatkala Walid ibnu Mughirah masuk Islam diejek oleh orang musyrik, dan orang musyrik tadi berkata; “Kalau engkau kembali kepada agama kami dan memberi uang kepada kami, kami yang menanggung siksaanmu di akherat”.
Maka Allah SWT menurunkan ayat di atas yang menunjukan bahwa seseorang tidak bisa menanggung dosa orang lain, bagi seseorang apa yang telah dikerjakan, bukan berarti menghilangkan pekerjaan seseorang untuk orang lain, seperti do’a kepada orang mati dan lain-lainnya.
Dalam Tafsir ath-Thobari juga dijelaskan, dari sahabat ibnu Abbas; bahwa ayat tersebut telah di-mansukh atau digantikan hukumnya:
Dan masih banyak pula dalil-dalil yang memperkuat bahwa orang mati masih mendapat manfa’at do’a perbuatan orang lain. Ayat ke 39 Surat An-Najm di atas juga dapat diambil maksud, bahwa secara umum yang menjadi hak seseorang adalah apa yang ia kerjakan, sehingga seseorang tidak menyandarkan kepada perbuatan orang, tetapi tidak berarti menghilangkan perbuatan seseorang untuk orang lain.
Di dalam Tafsir ath-Thobari jilid 9 juz 27 dijelaskan bahwa ayat tersebut diturunkan tatkala Walid ibnu Mughirah masuk Islam diejek oleh orang musyrik, dan orang musyrik tadi berkata; “Kalau engkau kembali kepada agama kami dan memberi uang kepada kami, kami yang menanggung siksaanmu di akherat”.
Maka Allah SWT menurunkan ayat di atas yang menunjukan bahwa seseorang tidak bisa menanggung dosa orang lain, bagi seseorang apa yang telah dikerjakan, bukan berarti menghilangkan pekerjaan seseorang untuk orang lain, seperti do’a kepada orang mati dan lain-lainnya.
Dalam Tafsir ath-Thobari juga dijelaskan, dari sahabat ibnu Abbas; bahwa ayat tersebut telah di-mansukh atau digantikan hukumnya:
عَنِ ابْنِى عَبَّاسٍ: قَوْلُهُ تَعَالى وَأَنْ
لَيْسَ لِلاِءنْسنِ اِلاَّ مَا سَعَى فَأَنْزَلَ اللهُ بَعْدَ هذَا: وَالَّذِيْنَ
أَمَنُوْاوَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِيَتُهُمْ بِاِءْيمنٍ أَلْحَقْنَابِهِمْ
ذُرِيَتَهُمْ فَأَدْخَلَ اللهُ الأَبْنَاءَ بِصَلاَحِ اْلابَاءِاْلجَنَّةَ
“Dari sahabat Ibnu Abbas dalam firman Allah SWT Tidaklah
bagi seseorang kecuali apa yang telah dikerjakan, kemudian Allah menurunkan
ayat surat At-Thuur; 21. “dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu
mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan anak cucu mereka dengan
mereka, maka Allah memasukkan anak kecil ke surga karena kebaikan orang tua.”
Syaekhul Islam
Al-Imam Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu’ Fatawa jilid 24, berkata: “Orang
yang berkata bahwa do’a tidak sampai kepada orang mati dan perbuatan baik,
pahalanya tidak sampai kepada orang mati,” mereka itu ahli bid’ah, sebab
para ulama’ telah sepakat bahwa mayyit mendapat manfa’at dari do’a dan amal
shaleh orang yang hidup.
oleh:KH.HALIMI FIDAUZI AL-AGLAF
oleh:KH.HALIMI FIDAUZI AL-AGLAF
pembagian bid'ah
Jelek dan sesat paralel tidak bertentangan, hal ini terjadi pula
dalam
Al-Qur’an, Allah SWT telah membuang sifat kapal dalam firman-Nya :
وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِيْنَةٍ غَصْبَا (الكهف: 79)
“Di belakang mereka ada raja yang akan merampas semua kapal dengan paksa”. (Al-Kahfi : 79).
Dalam ayat tersebut Allah SWT tidak menyebutkan kapal baik apakah kapal jelek; karena yang jelek tidak akan diambil oleh raja. Maka lafadh كل سفينة sama dengan كل بد عة tidak disebutkan sifatnya, walaupun pasti punya sifat, ialah kapal yang baik كل سفينة حسنة .
Selain itu, ada pendapat lain tentang bid’ah dari Syaikh Zaruq, seperti dikutip Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari. Menurutnya, ada tiga norma untuk menentukan, apakah perkara baru dalam urusan agama itu disebut bid’ah atau tidak: Pertama, jika perkara baru itu didukung oleh sebagian besar syari’at dan sumbernya, maka perkara tersebut bukan merupakan bid’ah, akan tetapi jika tidak didukung sama sekali dari segala sudut, maka perkara tersebut batil dan sesat.
Kedua, diukur dengan kaidah-kaidah yang digunakan para imam dan generasi salaf yang telah mempraktikkan ajaran sunnah. Jika perkara baru tersebut bertentangan dengan perbuatan para ulama, maka dikategorikan sebagai bid’ah. Jika para ulama masih berselisih pendapat mengenai mana yang dianggap ajaran ushul (inti) dan mana yang furu’ (cabang), maka harus dikembalikan pada ajaran ushul dan dalil yang mendukungnya.
Ketiga, setiap perbuatan ditakar dengan timbangan hukum. Adapun rincian hukum dalam syara’ ada enam, yakni wajib, sunah, haram, makruh, khilaful aula, dan mubah. Setiap hal yang termasuk dalam salah satu hukum itu, berarti bias diidentifikasi dengan status hukum tersebut. Tetapi, jika tidak demikian, maka hal itu bisa dianggap bid’ah.
Syeikh Zaruq membagi bid’ah dalam tiga macam; pertama, bid’ah Sharihah (yang jelas dan terang). Yaitu bid’ah yang dipastikan tidak memiliki dasar syar’i, seperti wajib, sunnah, makruh atau yang lainnya. Menjalankan bid’ah ini berarti mematikan tradisi dan menghancurkan kebenaran. Jenis bid’ah ini merupakan bid’ah paling jelek. Meski bid’ah ini memiliki seribu sandaran dari hukum-hukum asal ataupun furu’, tetapi tetap tidak ada pengaruhnya. Kedua, bid’ah idlafiyah (relasional), yakni bid’ah yang disandarkan pada suatu praktik tertentu. Seandainya-pun, praktik itu telah terbebas dari unsur bid’ah tersebut, maka tidak boleh memperdebatkan apakah praktik tersebut digolongkan sebagai sunnah atau bukan bid’ah.
Ketiga, bid’ah khilafi (bid’ah yang diperselisihkan), yaitu bid’ah yang memiliki dua sandaran utama yang sama-sama kuat argumentasinya. Maksudnya, dari satu sandaran utama tersebut, bagi yang cenderung mengatakan itu termasuk sunnah, maka bukan bid’ah. Tetapi, bagi yang melihat dengan sandaran utama itu termasuk bid’ah, maka berarti tidak termasuk sunnah, seperti soal dzikir berjama’ah atau soal administrasi.
Hukum bid’ah menurut Ibnu Abd Salam, seperti dinukil Hadratusy Syeikh dalam kitab Risalah Ahlussunnah Waljama’ah, ada lima macam: pertama, bid’ah yang hukumnya wajib, yakni melaksanakan sesuatu yang tidak pernah dipraktekkan Rasulullah SAW, misalnya mempelajari ilmu Nahwu atau mengkaji kata-kata asing (garib) yang bisa membantu pada pemahaman syari’ah.
Kedua, bid’ah yang hukumnya haram, seperti aliran Qadariyah, Jabariyyah dan Mujassimah. Ketiga, bid’ah yang hukumnya sunnah, seperti membangun pemondokan, madrasah (sekolah), dan semua hal baik yang tidak pernah ada pada periode awal. Keempat, bid’ah yang hukumnya makruh, seperti menghiasi masjid secara berlebihan atau menyobek-nyobek mushaf. Kelima, bid’ah yang hukumnya mubah, seperti berjabat tangan seusai shalat Shubuh maupun Ashar, menggunakan tempat makan dan minum yang berukuran lebar, menggunakan ukuran baju yang longgar, dan hal yang serupa.
Dengan penjelasan bid’ah seperti di atas, Hadratusy Syeikh kemudian menyatakan, bahwa memakai tasbih, melafazhkan niat shalat, tahlilan untuk mayyit dengan syarat tidak ada sesuatu yang menghalanginya, ziarah kubur, dan semacamnya, itu semua bukanlah bid’ah yang sesat. Adapun praktek-praktek, seperti pungutan di pasar-pasar malam, main dadu dan lain-lainnya merupakan bid’ah yang tidak baik.
وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِيْنَةٍ غَصْبَا (الكهف: 79)
“Di belakang mereka ada raja yang akan merampas semua kapal dengan paksa”. (Al-Kahfi : 79).
Dalam ayat tersebut Allah SWT tidak menyebutkan kapal baik apakah kapal jelek; karena yang jelek tidak akan diambil oleh raja. Maka lafadh كل سفينة sama dengan كل بد عة tidak disebutkan sifatnya, walaupun pasti punya sifat, ialah kapal yang baik كل سفينة حسنة .
Selain itu, ada pendapat lain tentang bid’ah dari Syaikh Zaruq, seperti dikutip Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari. Menurutnya, ada tiga norma untuk menentukan, apakah perkara baru dalam urusan agama itu disebut bid’ah atau tidak: Pertama, jika perkara baru itu didukung oleh sebagian besar syari’at dan sumbernya, maka perkara tersebut bukan merupakan bid’ah, akan tetapi jika tidak didukung sama sekali dari segala sudut, maka perkara tersebut batil dan sesat.
Kedua, diukur dengan kaidah-kaidah yang digunakan para imam dan generasi salaf yang telah mempraktikkan ajaran sunnah. Jika perkara baru tersebut bertentangan dengan perbuatan para ulama, maka dikategorikan sebagai bid’ah. Jika para ulama masih berselisih pendapat mengenai mana yang dianggap ajaran ushul (inti) dan mana yang furu’ (cabang), maka harus dikembalikan pada ajaran ushul dan dalil yang mendukungnya.
Ketiga, setiap perbuatan ditakar dengan timbangan hukum. Adapun rincian hukum dalam syara’ ada enam, yakni wajib, sunah, haram, makruh, khilaful aula, dan mubah. Setiap hal yang termasuk dalam salah satu hukum itu, berarti bias diidentifikasi dengan status hukum tersebut. Tetapi, jika tidak demikian, maka hal itu bisa dianggap bid’ah.
Syeikh Zaruq membagi bid’ah dalam tiga macam; pertama, bid’ah Sharihah (yang jelas dan terang). Yaitu bid’ah yang dipastikan tidak memiliki dasar syar’i, seperti wajib, sunnah, makruh atau yang lainnya. Menjalankan bid’ah ini berarti mematikan tradisi dan menghancurkan kebenaran. Jenis bid’ah ini merupakan bid’ah paling jelek. Meski bid’ah ini memiliki seribu sandaran dari hukum-hukum asal ataupun furu’, tetapi tetap tidak ada pengaruhnya. Kedua, bid’ah idlafiyah (relasional), yakni bid’ah yang disandarkan pada suatu praktik tertentu. Seandainya-pun, praktik itu telah terbebas dari unsur bid’ah tersebut, maka tidak boleh memperdebatkan apakah praktik tersebut digolongkan sebagai sunnah atau bukan bid’ah.
Ketiga, bid’ah khilafi (bid’ah yang diperselisihkan), yaitu bid’ah yang memiliki dua sandaran utama yang sama-sama kuat argumentasinya. Maksudnya, dari satu sandaran utama tersebut, bagi yang cenderung mengatakan itu termasuk sunnah, maka bukan bid’ah. Tetapi, bagi yang melihat dengan sandaran utama itu termasuk bid’ah, maka berarti tidak termasuk sunnah, seperti soal dzikir berjama’ah atau soal administrasi.
Hukum bid’ah menurut Ibnu Abd Salam, seperti dinukil Hadratusy Syeikh dalam kitab Risalah Ahlussunnah Waljama’ah, ada lima macam: pertama, bid’ah yang hukumnya wajib, yakni melaksanakan sesuatu yang tidak pernah dipraktekkan Rasulullah SAW, misalnya mempelajari ilmu Nahwu atau mengkaji kata-kata asing (garib) yang bisa membantu pada pemahaman syari’ah.
Kedua, bid’ah yang hukumnya haram, seperti aliran Qadariyah, Jabariyyah dan Mujassimah. Ketiga, bid’ah yang hukumnya sunnah, seperti membangun pemondokan, madrasah (sekolah), dan semua hal baik yang tidak pernah ada pada periode awal. Keempat, bid’ah yang hukumnya makruh, seperti menghiasi masjid secara berlebihan atau menyobek-nyobek mushaf. Kelima, bid’ah yang hukumnya mubah, seperti berjabat tangan seusai shalat Shubuh maupun Ashar, menggunakan tempat makan dan minum yang berukuran lebar, menggunakan ukuran baju yang longgar, dan hal yang serupa.
Dengan penjelasan bid’ah seperti di atas, Hadratusy Syeikh kemudian menyatakan, bahwa memakai tasbih, melafazhkan niat shalat, tahlilan untuk mayyit dengan syarat tidak ada sesuatu yang menghalanginya, ziarah kubur, dan semacamnya, itu semua bukanlah bid’ah yang sesat. Adapun praktek-praktek, seperti pungutan di pasar-pasar malam, main dadu dan lain-lainnya merupakan bid’ah yang tidak baik.
Kamis, 15 Desember 2011
sejarakh
3 u
adl : orng yg sllu membohongi diri q sendiri & prasaan q
13 Februari
Fir Dausi
q
n' spai saat kni pun q msih berdusta kpd dri q sendiri
membohongi prasaan q sendiri
krn 2 q t' mu jdi driq sendiri
tpi q tkut ktk q mengikuti prasaan qcoz...................................?,.',.;',.];-\=
17 Februari
Widhad Wippu
cp sii yng bsa mrbah peann ???
np pean kyak gniii q ngrasa q gak knl ma firman yng skrng ya ng kdng2 brbah sifat tampa ada alasn yng jls....
q pengn pean blng ap alsan pean brbh kyak gni ???
ap gara2 cinta atoo puts ma b risa ???
17 Februari
Fir Dausi
مرحبا يا ننغ
نعم الداه أريد أن تغيير المسار إلا إذا كان 86،5 ٪
17 Februari
Widhad Wippu
ap sii ni ra ??
26 Februari
Widhad Wippu
musuan nii???
blng ap ma dwim ???
gak sa blng ma orng li gak mau tmnan lg ma q ...
ngmong diri napa ............
27 Februari
Fir Dausi
dasar ngoso'an.......................
g' p'nah tax' dlu moro2 ngoso' eeeeh kah
coba' tax' dlu n' dngerin alsanx bru ngoso'
:P :P :P :P :P
07 Maret
Widhad Wippu
je' pean cii moro2 blng gtu ma dawimm ....
np pean bncii ma q ???
lo' ia blng aja .....
maaf deh lo q ngosoan ....
inilah q yng sbnar x
07 Maret
Fir Dausi
hahaha
mna da guleh benci kebian
tpi guleh waktu 2 bellis 5 nengdawim coz guleh ghi' seriuz ben ning dawim epethek meloloh :)
08 Maret
Widhad Wippu
ooo.....
q yang salah ko' udah mrah ma pean keyy
maafinn q yo ....
08 Maret
Fir Dausi
5ama dah ;)
08 Maret
Widhad Wippu
oceee..............
oia ngmng2 pean balean lg yoo ma b risa ?????????
08 Maret
Fir Dausi
mak sudx?
08 Maret
Widhad Wippu
alahhh gak sa boong dee ....
ngaku aja ...
08 Maret
Fir Dausi
q mu bcara lwat mulut ja
09 Maret
Widhad Wippu
oce deh
09 Maret
Fir Dausi
ayo jgn sllu cemberut
hiasilah hri mwu dgn sexuman
09 Maret
Widhad Wippu
napa cii lo' q cmbrut gak ngvek kli ma pean
10 Maret
Fir Dausi
ya g' na' ja diliatin
n' neng kan p'nah blang "ksian 5 org lain nanti' lo' pas ngibah neng
10 Maret
Fir Dausi
n' ga' lebur mun liat wong 2 jemberut
kan sexum adl sedekah
10 Maret
Widhad Wippu
oooo gtuuu ...
ea ezz
13 Maret
Fir Dausi
neng klu lerh nx' sya mu nx'
5ng neng pux' hbungan pa dgn ka' faliq?
22 Maret
Widhad Wippu
gak ad cp yng bkng q pux hbngan ma k3 flq ???
benerr nii
np ciii ???
24 Maret
Widhad Wippu
napa sii bsa nax' se anehh gtuu ..........
cmbru yooo .........
blang ja ezzz
ga' q cma gyonn
heee heee
24 Maret
Fir Dausi
iya sihk dikit .................... :)
n' g' tu yaa qwe b'canda pa ga' hihihih
26 Maret
Widhad Wippu
abe ...........
yang bnerr gmna nii ????
he he he ......
26 Maret
Fir Dausi
eh neng qwe nx' gi2 tu cz qwe liat nen kaya' yg akkrap
jdi qwe nx' deh
qwe kan...................???????????
31 Maret
Widhad Wippu
qwe kqn ap ?????????????
ha ..............
kyak x q akrp ma smua x dehh np bru kmenn skrng ????
31 Maret
Fir Dausi
pax neng ?????
neng da'da kan pa
yang da kan pao kan penang haha
31 Maret
Widhad Wippu
hhuhhh ...............
oia pean td blng q kan .......... ????????????
al mksd??????????????/
31 Maret
Fir Dausi
ahah
neng lo'leh nax'...... tpi jngan mrah yaaa
31 Maret
Widhad Wippu
ocee
ap ci ?????????????/ he he
31 Maret
Fir Dausi
dduuuh.......
gini eeemmm org lain(bukan saudara) yang menjadi cinta p'tama neng capa
31 Maret
Widhad Wippu
tmn sd q ..... ???????????
np ????????????
31 Maret
Fir Dausi
oooww ya dah makasise
31 Maret
Widhad Wippu
aneeeeeeeeeeeeh
31 Maret
Fir Dausi
maksudx??
31 Maret
Widhad Wippu
ya anehh ja np pean lngsng tax gt ?????????????
31 Maret
Fir Dausi
iiiih iya ya
mungkin gra'ta' sdar hi
31 Maret
Widhad Wippu
ada tah grak tak sadar sek mikirr duluu ??
31 Maret
Fir Dausi
bkn grak sadar pi prasan ta' sadar hiiiii
31 Maret
Widhad Wippu
heeeeeeeeeeeee hhhhhhhhe
sbnar x cp sii orng yng bsa ngrbh pean ????????
31 Maret
Fir Dausi
hahaa
qwe niie neng .....??
31 Maret
Fir Dausi
anu qwe nax' gini coz qwe pnasaran ja cwok siapa yg mnjadi cinta p'tma neng
02 April
Widhad Wippu
ooooooooooo.....
oia np pean ikt2 fqih ????????
25 April
Fir Dausi
neng 5ng lo' dah lu2s mu nerusin di mn......???
02 Mei
Widhad Wippu
gak tau ...
pean?
04 Mei
Fir Dausi
Eeem g' 2 ya....
Neng eeem 5sa' mu kluar dri nuris g' mu nerusin di ma tah...?
Neng...! Ju2r lo' neng jauh dri sya rsa kngen... 2h 2mbuh d hti sya
5af lo' sya ngirim mz kya' gni coz sya g' mau truz mmbohongi dri sndiri pie sya g' mu b'hrap lbih ckup jdi shabt dah ckup bgi sya n' g' mngkin org sp'ti sya mnghrab neng
5kasih tlah mu mnjadi shbat sya n' 5af pa bla sya g' bsa lpain neng...
04 Mei
Fir Dausi
N' stlah bca mz ni sya mnta tlong 2k bka profil ku di komp
: ?)
04 Mei
Widhad Wippu
pean gak slh ngrm psan ma q???
05 Mei
Fir Dausi
Me5ng 2 g' bsa dp'caya lo' qw ngirim mz sp'ti 2...
Tpi qw dlu sllu mmendam 2 smua coz qw ngersa lo' qw g' pntas buat neng n p'cya g' p'cya tpi qw brubah krn qw g' mu neng 2,...? Duh gr bnget qw ya meski qw g' brubah mna mngkin neng jga bsa s5 prasa'an.a 5 qw
neng qw cnta 5 neng bkan di awali dri prasa'an ska pi cnta
jka qw cnta 5 na' smk 2 ha.a brawal dri ska
pi qw g' mu b'hrap lbih! ckup jdi shabat dah ckup ko' yg pnting qt sling xpa dri pda kya' dlu hi....
Neng cinta p'ta5 qw
05 Mei
Widhad Wippu
gak mau ap,???
lo blh ju2r...
q..
05 Mei
Fir Dausi
Qw g' mu sp'ti dlu yg sllu msuan n g' xpa
lo' blh ju2r pa neng.....?
05 Mei
Widhad Wippu
q gak prcya lo pean ngrm psan gt ma q..
bknx pean cnta mti ma b risa?
smpk2 gak m0 maem..
udh blk k pndk?
05 Mei
Widhad Wippu
q gak prcya lo pean ngrm psan gt ma q..
bknx pean cnta mti ma b risa?
smpk2 gak m0 maem..
udh blk k pndk?
06 Mei
Fir Dausi
T'srah...neng
tpi dlu qw p'nah mu putus 5 dia gra2 dia tau lo' qw 5sih cnta 5 neng...! Lo' g' p'cya tx' 5 b'zahro
tpi p'cu5 deh meski qw tlah ungkapin dg ju2r pa yg da d prasa'an qw~me5ng bner kt.a anak2 lo' neng prasa'an.a t'kan mungkin sa5 dg prasa'an.a 5 qw coz neng dah da yg pu.a
eeem hruz zabar nih
06 Mei
Widhad Wippu
brty ampk skrng lom .. ptus yo?
kan se' " prnah mau putus "?
smpean pastyin ja dlu syng x pean tu bwt cp?
06 Mei
Fir Dausi
Qw dah ptus neng 5 dia saat psg dpt 1bln
lo' syng.a qw ya t'bgi mnjdi 4 1,5 ortu 2, sdra 3 eeem... Org kendit yg 5sih t'bsa qw lpakan hii.... (smpean neng) 4,tmn2
lo' neng sndri ... Syang.a t'bgi mnjdi brapa?
07 Mei
Widhad Wippu
cpk deh...
le' suru ngryu cwek pntr bngtz..
pean da d mana?
d pndk?
08 Mei
Fir Dausi
Iyya sudaaah t'srah pa yg neng ktakn yg pnting qw mngungkapkan pa yg tlah la5 qw pndam
5ksih atas smua sxum yg tlah neng brikan
heeeeeeh iyya sdah
08 Mei
Fir Dausi
Neng bkan qw 5ksa tpi qw serius dg pa yg qw ktakn
tpi p'cu5 deh mski qw blang 2rius 5 neng coz g' mngkin neng mmpu.ai prasa'an yg sa5 dg qw!!! Ya kan ....?
19 Mei
Widhad Wippu
q gak prnah blng ya to gak ...
and pean gak sa tau tntng prsaan q ma pean ....
q pngen knal ma ra frmn yng dlu bkan yng skrngg
np jd gne ne ...
mlah gak xapa ma q ....?????
19 Mei
Fir Dausi
eem....bkan bkan gi2 neng tp qw sdikit malu 5 neng
eem neng sya me5ng brubah n' sya sdar tu..! pie qw kan mncba tuk sperti dlu mski g' 100%
oh ya neng neng jdi di mna pas skolah.a...?
21 Mei
Fir Dausi
neng qw g' g' btuh jwban dri neng qw ha.a ingin mengungkapkan pa yg da di hti qw sbenar.a slama ini
kau cinta p'ta5 qw yg msih repot 2k qw lupakan ;)
♥
30 MeiDikirim dari Ponsel
Widhad Wippu
cerepet..
31 Mei
Fir Dausi
cropotdah :P
31 MeiDikirim dari Ponsel
Widhad Wippu
karep ezt...
siap ne brngkt k wl 5?
01 Juni
Fir Dausi
ga' tu tuh :(
02 JuniDikirim dari Ponsel
Widhad Wippu
smpk skrng q gak prcya lo pean pux cnta prtama and sulit nglpain x..
sbner x cp si cnta prtma x pean..
02 JuniDikirim dari Ponsel
Widhad Wippu
smpk skrng q gak prcya lo pean pux cnta prtama and sulit nglpain x..
sbner x cp si cnta prtma x pean..
04 Juni
Fir Dausi
bkan qw mu ngeluarin jurus gombal qw neng.......
pie neg cinta p'ta5 qw
lo' neng 5sih g' p'cya dngan pa qw hrus mmbuktikan.a...........? :(
04 JuniDikirim dari Ponsel
Widhad Wippu
smpk skrng q pngn bngtz ju2r mslh prsaan q ma pean...
and q tkt skt hti untk k 2 kalix..
05 Juni
Fir Dausi
neng mngkin qw org yg g' p'nah mkirin hti.a org lain qw egois kardiman dll
pie qw ingin sllu berusha g5n agar org tuh sneng
5af pa bla qw dah p'nah xkitin hti neng
m5ng org sp'ti qw t'pantas buat neng
05 JuniDikirim dari Ponsel
Widhad Wippu
tp q sdr lo q trxta slt bngtz nglpain pean...
tp q tkt q tkt pean mainin prsaan q..
pean da tau tntng prsan q...
05 JuniDikirim dari Ponsel
Fir Dausi
Eeem..... Neng
t'srah pbla dia ttp/5sih rgu 5 qw
tp qw kan sllu mmbuat dia bhgia mski qw hrus b'krban
skli lg qw mnta 5af tas kbodohan yg tlah qw p'buat ;) ♥ :?
06 JuniDikirim dari Ponsel
Widhad Wippu
gak ad yng slh..
tp q tkt pean kya' afen..
cma dpan2ja dy syng ma hrin tp ap?skrng?
dy gak pdi sma skali ma prsan x hirn
06 Juni
Fir Dausi
beh berarti neng 5sih rgu......?????
pi qw adl qw yg kan mmp'thankan cinta p't5 qw
06 JuniDikirim dari Ponsel
Widhad Wippu
ea q rgu ma pean..
aq takut ra..
aq gak mau ngrsain skt ht lg..
udh ckp bwt q ngrskn khlng orng yng syngk ma q..
06 JuniDikirim dari Ponsel
Fir Dausi
kan qw dah p'nah blang 5 neng biarkan org blang pa...
pi qw kan ttp mnjga rsa sayang qw 5 neng coz neng cnta p't5 qw
06 Juni
Fir Dausi
qw g' 2 lgi hruz blang pa yg pnting qw kan ttp mmp'than kan rsa syang , cinta qw pda neng mski pun n bgai mn pun
coz moto qw adl : tnpa tkut dlam mnghdapi appun yg da di dpn qw
07 JuniDikirim dari Ponsel
Widhad Wippu
ea q prcya...
07 JuniDikirim dari Ponsel
Widhad Wippu
mau nrsin d mana ni?
d sina ap d mdra?
Rabu
Fir Dausi
kya'.a 82,5% dsni coz umi g' stuju bgt
neng 5af ya smenjak qw ungkpin prasa'an qw qw sllu kngen 5 neng n' rsa kngen 2h g' sp'ti biasa.a
Widhad sedang mengetik ...
Pilih pesan untuk diteruskan.
Senin, 12 Desember 2011
ibu pahlawan
Pahlawan
menurut penulis, adalah sosok teladan yang senantiasa dapat kita kenang ataupun
panutan yang membimbing dan membesarkan kita, hingga kisah kesehariannya tak
kan terlupakan sepanjang hidup. Figur pahlawan ataupun ‘Sang Hero’ yang
senantiasa kini penulis lihat, adalah ibu saya. Sepenggal senandung,
“Mother-Sami Yusuf”, di atas, tentu mengingatkan bagaimana ibu kita, mengandung
kita selama sembilan bulan. Setelah lahir kita dibesarkan dari balita, TK-
SD-masa kanak-kanak, SMP-remaja-SMA hingga Perguruan Tinggi dan dewasa. Runtutan
pengasuhan kehidupan yang begitu panjang, tentu ibu mencurahkan segenap kasih
sayang, dengan mengorbankan waktu, biaya, jiwa maupun raga beliau. Walaupun
tentu dalam waktu pengasuhan ibu itu, kita pernah membuat beliau kecewa, marah
ataupun tingkah polah kita tak berkenan di hati beliau. Sungguh ibu-pun dapat
dianggap pahlawan tanpa tanda jasa. Hingga jika dimasa kini, kita telah mandiri
dan berhasil dalam hidup, telah berkeluarga dan mendapatkan rejeki yang cukup,
ibu-pun tak mempunyai keinginan mendapatkan balas budi dari kita.
Kisah
perjuangan seorang ibu, dalam menjalani kehidupannya tentu dapat memberikan
lukisan gambaran sosok pahlawan yang dapat terkenang sepanjang masa. Ketika
terdengar kembali lirik lagu, “Mother”, di MP3 saya, kembali saya teringat akan
aktifitas keseharian yang dijalani ibu saya. Jika adzan subuh telah
berkumandang, ibu telah terbangun. Diawali dengan melakukan sholat subuh,
setelah sebelumnya melakukan makan sahur dan dilanjutkan melakukan ibadah puasa
di bulan Ramadan 1431 H,ini. Menjelang pukul 05.30 WIB pagi, ibu telah
bersiap-siap untuk menjalani aktifitas lainnya, yaitu sebagai pedagang
sayur-sayuran dan sembako di pasar tradisional di pusat kota Paris Van Java.
Saya
atau pun ayah, biasanya mengantar, ibu ke pasar. Udara pagi di ibu kota
provinsi Jawa Barat ini, cukup dingin harus siap kami hadapi. Dengan kendaraan
motor roda dua kami berdua berangkat. Diawali mampir dulu ke pasar lokal, di
jantung kota Bandung, kami mengambil dagangan yang akan di jual. Saya pun
tunggu di tempat parkir. Ibu datangi pedagang relasinya, dengan kesabarannya
yang telah teruji, dia minta agar barang yang telah dipesannya diantar ke
tempat parkir saya, biasanya diantar oleh seorang laki-laki setengah baya
dengan logat jawa ataupun di lain waktu seorang pedagang lokal, dengan dialog
khas sunda, menyapa saya dulu, saya pun membalas sapaan-nya, dia pun sambil
tersenyum simpul antar barang itu ke jok depan motor saya, tak lupa saya
ucapkan terima kasih, dia pun mengganguk. Pernah pula seorang ibu muda yang
sopan dan santun, mengantar pesanan barang dagangan ibu saya itu.
Kemudian
ibu pun datang, dengan semangat juangnya yang menyala-nyala bak seorang
pahlawan, ia bawa barang dagangan yang lain, tanpa dia hiraukan walaupun agak
berat, dagangan yang dibawanya dengan sebuah plastik tebal warna hitam.
Kekuatan semangatnya itulah, menjadikan energi yang terpancar, tidak dirisaukan
ibu, walo jelas terlihat dari keringat yang kadang terlihat menetes di
tubuhnya. Akan tetapi, ia tetap bawa dagangan yang dipesan oleh langganannya
itu, agar sesuai dengan pesanan semula. Kebetulan diantara beberapa relasi
langganan, ibu punya langganan yang mempunyai usaha warung makan dan minuman
yang lumayan ramai dan laku. Sehingga ibu tak mau setiap pesanan yang
benar-benar dibutuhkan langganan spesialnya ini tidak dapat dilayani dengan
memuaskan. Sebab jika mengecewakan, ibu tidak mendapatkan barang pesanan
kemungkinan langganan khusus ibu ini, akan berpindah ke pedagang yang lain, dan
untuk merintis mendapatkan langganan yang baru, tentu tidak mudah butuh
perjuangan panjang.
***
Selanjutnya
kami berdua berangkat ke pasar tempat ibu berdagang, perjalanan kurang lebih
duapuluh menit kami jalani di bulan Ramadan yang penuh keberkahan ini, dengan
kemacetan di beberapa tempat di jalan-jalan kota Bandung, menjadi pemandangan
yang khas waktu jam sibuk antara jam 06.00-07.00 WIB, pagi. Walaupun di awal
Ramadan yang mulai berlaku rabu 11/8/10, justru jalanan masih lengang, sebab
rekan-rekan yang mempunyai putra-putrinya bersekolah masih libur. Tentu saya
berhati-hati mengemudikan kendaraan mengantisipasi keadaan ini, sebab angkutan
kota, motor maupun mobil pribadi saling bersaing menuju tujuan masing-masing.
Sesampai dilokasi tempat ibu menjemput rezeki saya hentikan sepeda motor.
Kemudian ibu membawa barang pesanan ke jongkok atau warung tempat ibu jualan.
Dalam perjalanan itu, dengan senyumnya maupun sapaan ibu yang khas menyapa
pedagang-pedagang yang lain.
Kemudian
ibu membuka warung, dibantu oleh ayah. Ayah kebetulan telah memasuki masa pensiun
suatu instansi hingga dapat membantu. Menjelang jam 06.30 WIB pagi, biasanya
ada langganan yang datang ke warung, membeli sayur-sayuran mentah ataupun
mengambil barang pesanannya. Ibu yang supel dan ramah terlihat dari guratan
wajahnya, selalu melayani langgangannya dengan sikap yang sopan. Sewaktu ibu
mengadakan transaksi dagang dengan pembeli ataupun langganannya, biasanya
disertai tawar menawar harga ataupun ngobrol tentang keluarga ataupun masalah
yang sedang hangat menyertai perbincangan itu. Berkat sikap yang sabar, ulet
dan semangat tak kenal menyerah, dengan ‘dagangan’ itulah ibu dapat membiayaiku
untuk menempuh sekolah hingga pendidikan tinggi dan mengantarku bersama
adik-adik untuk dapat hidup mandiri.
***
Yang
saya salut pada ibu, walo dia capek, dan wajah sepuh dah nampak pada tubuhnya,
jika ada masalah dengan dagangannya, ia selalu sabar mencari solusi
penyelesaian klasikal jika dagang. Yakni, fluktuatif hasil berdagang antara
untung dan rugi yang didapat tiap hari, minggu ataupun bulanannya. Sekarang
usia ibu telah mencapai lima puluh tahunan lebih. Di bulan Ramadan 1431 H-
Agustus-September 2010 ini, ibu-pun masih aktif menjajakan dagangannya, sebab
di musim shaum-puasa, perdagangan sembako, sayur-mayur justru laku, pembeli
justru banyak yang merelakan waktunya untuk ke warung ibu, hingga ibu-pun
senantiasa sumringah dari gurat wajahnya, ketika akan berangkat di pagi hari
ataupun di sore hari, seraya sambil bersyukur, Alhamdullilah, dagangan
cepat laku, jika puasa tiba, “Ucapnya pada saya.”
Dari
kisah tentang ibu saya ini, tentu mengingatkan saya pada sebuah hadis Nabi
Muhammad SAW, yakni : “Seseorang bertanya kepada Nabi shallallahu ’alaihi
wasallam : “Siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? “
Beliau menjawab: ”Ibumu”, . “Kemudian siapa?” “Ibumu”. “Lalu?”, “Ibumu”, ”baru
kemudian Bapakmu dan keluarga terdekat yang lain”, tegas Nabi shallallahu
’alaihi wasallam. (HR. Bukhari dan Muslim). Tentulah bagi yang masih mempunyai
ibu, diharapkan limpahan curahan kasih sayang kita pada nya masih tercurah,
sebab dari-nya- lah kasih sayang itu tertanam pada diri kita, begitu pula sifat
kepahlawanan ibu yang benar-benar tanpa kenal lelah memperjuangkan kehidupan
kita. Sedangkan apabila ibu telah tiada, hendaknya doa kita terus tercurah
pada- Nya. (IyS/12/8/10)***
Langganan:
Postingan (Atom)